Sunday, March 1, 2009

Cerber Baru Hole in One

Catatan:
Kisah ini akan muncul secara bersambung. Berselang-seling dengan artikel dan kartun-kartun yang lain. Selamat menikmati, semoga mendapatkan hiburan…!

Oleh Odios

TUAN YULIO, seorang pengusaha sukses. Begitu suksesnya, sampai ia tidak dapat menghitung berapa ratus perusahaannya. Berapa kekayaannya tersimpan sebagai deposito di berbagai bank seluruh dunia.
Tapi belakangan Tuan Yulio menderita "penyakit aneh". Ia merasa sangat bosan. Ia tak bisa duduk tenang. Tak bisa tidur nyaman. Bahkan ketika bersantai ia merasa sangat gelisah. Semua serba dilayani, serba tersedia. Sungguh menjenuhkan dan tak ada romantika.

TUGIMIN, sopir pribadinya, berusaha keras menghibur Tuan Yulio. Tugimin menawari Tuan Yulio beristirahat di Puncak, dengan harapan memperoleh suasana segar. Dan setelah pulang, bisa bekerja dengan lebih bersemangat.

Tuan Yulio oke-oke saja. Siapa tahu saran sopir pribadinya itu manjur. Tapi apa yang terjadi? Perasaannya tetap jenuh dan tak ada sesuatu pun yang menarik baginya. Ia minta hari itu juga cabut, langsung pulang ke Jakarta.

Tugimin, mencoba menebak, "Mungkin para pesaing Bapak sudah habis, makanya Bapak jadi begini?" Tuan Yulio terlonjak. Ia kaget, ucapan Tugimin sangat tepat. Bahkan lebih tepat daripada psikolog. Lalu Tuan Yulio langsung menodong Tugimin, agar mengusulkan berbagai ide yang bisa mengusir kejenuhannya. Pokoknya masuk ke sebuah dunia yang ada kompetisinya.

Bagi Tugimin dunia yang penuh dengan kompetisi, di luar bisnis, ya apalagi kalau bukan olahraga. Ia lalu membuat daftar pilihan: karate, pencak silat, yudo, angkat besi, bulutangkis, tenis, golf, senam pernafasan, senam kebugaran, boling, squash, dan lain-lain.

Satu persatu usul itu berguguran, dicoret Tuan Yulio. Alasannya, Tuan Yulio merasa sudah cukup usia; tak mampu lagi melakukan olahraga yang berat-berat. Ada satu yang menggoda pikirannya, yaitu: golf; tapi, ia merasa belum bisa apa-apa. Ia merasa malu memilih itu, karena tidak paham teknis dan bagaimana kebiasaan yang terjadi dalam komunitas itu.

"Bapak banyak duit, mengapa bingung? Kita bisa panggil guru les privat. Kalau perlu guru les yang paling bagus sedunia. Kalau Bapak sudah mahir, mulailah Bapak menantang eksekutif Anu dan Anu dan seterusnya," ujar Tugimin.

"Encer juga otak lu, Min. Boleh deh, dan sekalian hari ini juga lo beliin gua seperangkat alat-alat golf, lengkap. Yang paling mahal dan paling bagus."

Usai Tugimin membeli seperangkat alat, iseng-iseng Tuan Yulio mau mencoba. Satu persatu alat dikeluarkan dan dicoba. Akhirnya ketika ia mengetahui kaos tangannya hanya satu, Tuan Yulio minta Tugimin menelepon toko penjual alat, bahwa kaos tangannya kurang satu.

Selesai menelepon, Tugimin menemui bosnya sambil cengar-cengir, "Anu, Pak, kaos tangan untuk golf memang satu."
"Hah! Memang satu?" Tuan Yulio agak tersipu. Dan stop motion!
(Tunggu Hole in One lanjutannya…)

0 komentar:

Post a Comment

Contact

Related Blogs

Blog Archive

Categories

Labels

Advertise