Novel "In the Skin of a Lion" (1987) karya Michael Ondaatje ini adalah debat berbalut narasi panjang tentang manusia kelas bawah dengan tatapan yang radikal. Saya membaca buku ini memang untuk urusan tugas kuliah, dan dengan banyak alasan yang masuk akal novel ini menyedot perhatian saya dalam kurun waktu lima tahun setelah pembacaan berlalu.
Terlalu banyak hal yang menggoda dalam novel ini. Ya plotnya yang berlapis, narasi yang kelam manusia-manusia urban di Kanada, serta penggambaran tahun 20-an yang begitu muram memandang manusia.
Novel ini adalah cinta pertama saya terhadap dunia kelam yang disuguhkan dengan narasi yang indah. Bisa dipastikan saya sangat terpengaruh novel ini, dan saya letakkan di altar tertinggi sejarah pembacaan saya. Tapi, ada PENGECUALIAN, novel ini terlalu indah, sehingga saya engan sekali menghabiskan pembacaannya. (P Chusnato Sukiman)
Cogito Ergo Lego
-
Cartoon by Jitet Koestana
*Saya Membaca Maka Saya Ada*
Oleh Darminto M Sudarmo
Dahsyatnya bacaan memang bukan omong kosong. Saya teringat di masa kecil,...
7 years ago
0 komentar:
Post a Comment